Sabtu, 28 April 2012

Laporan Kimia Kualitatif Karbohidrat


LAPORAN PRATIKUM  KIMIA
ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU DAN SAGU
 







Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Aisyah Legita                          (11.310.002)
Krendy Triguna Prakoso         (11.330.009)
Latifah Zahroh                        (11.330.010)
Rihcard Aliyus Putra             (11.330.022)
Sylvia Putri Amanda               (11.330.027)


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN GIZI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU DAN SAGU
Hari, tanggal   : Selasa, 27 Maret 2012
Waktu             : pukul 13.00 s/d selesai
Tempat            : Laboratorium Kimia Analitik Kesehatan Lingkungan

I.              PENDAHULUAN
I.1.  Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia karena merupakan sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah pada air tebu, sagu, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Satu gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makana nsehari-hari harus mengandung sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Semua karbohidrat dapat dimetabolisme menjadi glukosa. Karbohidrat selain sebagai sumber energi otak, karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan oksalo asetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan untuk memulai siklus TCA (Arne Dahlqvist dalam Olson et al., 1987).
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya. Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000 bahkan lebih.  Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida (Fessenden, dkk, 1982).
I.2.  Tujuan
1.      Memahami sifat-sifat kimia karbohidrat
2.      Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam air tebu
3.     Mengidentifikasi jenis karbohidrat dalam sagu
4. Menguji air tebu dan sagu dengan uji molish, moore, benedict, sallwanoff dan yodium

II.           TINJAUAN PUSTAKA
II.1  Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah bahan kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar. Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida(sukrosa, laktosa, trehalosa, maltosa) (Anggordi, 1973).
Karbohidrat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida.
  •  Monosakarida
                 Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Gliseraldehida disebut aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida. Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa adalah monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa adalah ribosa dan ribulosa. Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa suatu ketopentosa. Pentosa dan heksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida yang penting dalam kehidupan.

·         Oligosakarida
  Senyawa yang termasukoligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida (McGilvery&Goldstein, 1996).
  •  Polisakarida
    Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang menagdung senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk larutan koloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilim, glikogen, dekstrin dan selulosa.
(Hart, Harold. 1983)

Analisis Kualitatif
Karbohidrat dengan zat tertentu akn menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih spesifik dpt membedakan golongan karbohidrat. Banyak cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi  karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Uji Molisch
Pereaksi Molish harus selalu dibuat segar. Pereaksi ini dibuat dari α-naftol dengan etanol. Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan karbohidrat dengan asam sulfat.
            Air tebu bila diuji dengan uji ini positif berwarna ungu dengan membentuk cincin di sekeliling dinding tabung reaksi. Sedangkan sagu bila diujikan dengan uji ini positif juga, terbentuk cinci berwarna ungu disekeliling dindig tabung reaksi. Namu, uji ini sulit dilakukan karena jika tabung reaksi ang digunakan tidak tercuci bersih dan tabung reaksi dikocok, maka tidak akan terbentuk warna ungu berbentuk cincin di dindingnya. Oleh karena itu, perhatikan kebersihan tabung reaksi.
KH (pentose) + H2SO4 pekat → furfural → + α-naftol → warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat → HM-furfural → + α-naftol → warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun karbohidrat kelompok ketosa (C=O).

2.             Uji Moore
Merupakan salah satu sifat dari karbohidrat. Pada dasarnya prinsip dari uji ini adalah melihat suatu karbohidrat ada tidaknya gugus aldehid tau keton bebas dengan pereaksi basa kuat seperti, NaOH. Karbohidrat akan pecah menjadi fragmen-fragmen yang terdiri dari atom C2-3-4 yang reaktif saat pemanasan sehingga terbentuk warna coklat karena terjadi proses karamelisasi.
Air tebu yang diujikan dengan uji ini positif terbentuk warna coklat dan terjadi karamelisasi. Pada sugu pun demikian terjadi warna coklat dengan karamelisasi.

3.      Uji Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata.
Air tebu dan sagu bila diujikan dengan uji ini seharusnya negatif, karena keduanya bukan merupakan gula pereduksi sehingga tidak akan memperlihatkan sifat pereduksi.
Reaksi:
R-COH + CuO → Cu2O (s) + R-COOH
Atau
KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 → Cu2O (endapan merah bata)

4.    Uji Seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih dahulu  akan mengalami transformasi ketosa. Dengan demikian aldosa akan bereaksi negatif pada uji silwanoff. Pada pengujian ini furfural yang terbentuk dari dehidrasi tersebut dapat bereaksi denga resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
Air tebu bila diujikan dengan uji ini positif, karena adanya gugus keton pada air tebu. Sedangkan sagu dengan uji ini negatif karena pada sagu adanya gugus aldehid. Sehingga sagu negatif.
KH (ketosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol → warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol → negatif

5.   Uji Iodium
Karbohidrat dengan golongan polisakarida akan memberikan reaksi dengan larutan iodium dan memberikan warna yang spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya. Analisa dengan iodin akn berwarna biru, amilofektin dengan iodin akan berwarna merah violet, glikogen dengan iodin akan berwarna merah cokelat, begitu juga dengan dekstrin. Uji ini menguji dan membedakan pati.
Air tebu bila diujikan dengan uji ini negatif, karena dalam air tebu tidak terdapat pati. Sedangkan pada sagu positif, karena sagu terdapat pati.
KH (poilisakarida) + Iod (I2) →  warna spesifik (biru kehitaman)
(Slamet.2003)
III.        METOGELOGI
III.1       Waktu  dan Tempat
Praktikum pengujian penetapan kadar air dengan metode oven atau pemanasan langsung ini dilakukan pada tanggal Selasa 26 Maret 2012 pada pukul 13.00 WIB s/d selesai.
Tempat praktikum di Laboratorium Kimia Analitik Kesehatan Lingkungan.

III.2.   Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam uji kualitatif karbohidrat adalah
·         air tebu
·         sagu yang telah dilarutkan dengan aquades
·         Pereaksi Molisch (Larutan NaOH)
·         Pereaksi Moorre
·         Pereaksi Benedict
·         Pereaksi Seliwanoff
·         Larutan I2
·         Larutan H2SO4 pekat
·         Aquades

Alat- alat yang adalah
·         Tabung reaksi
·         Rak tabung reaksi
·         Pipet tetes
·         Penjepit tabung reaksi
·         Spirtus
·         Pipet ukur
·         Batang pengaduk




III.3.    Prosedur Kerja
1.      Uji Molish
2 mL air tebu/sagu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 3 tetes larutan Molisch
Tabung reaksi dimiringkan Ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat secara perlahan melalui dinding tabung reaksi
Diamati
# uji positif bila terbentuk cincin berwarna ungu
2.      Uji Moore
2 ml air tebu/sagu dan 1 ml NaOH 10% dalam tabung reaksi
Medidihkan dengan spiritus selama 2 menit
Diamati
# uji positif bila terbentuk warna coklat karena proses karamelisasi
3.      Uji Benedict
2 mL pereaksi Benedict ditambahkan 4 tetes air tebu/sagu
Dikocok
Panaskan dengan spiritus selama 2 menit
Diamati perubahan warnanya
# uji positif bila terbentuk warna merah bata



4.      Uji Seliwanoff
2 mL larutan Seliwanoff dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 3 tetes air tebu/sagu
Diletakkan didalam penangas air
Dididihkan sampai ada perubahan
Diamati
# uji positif bila terbentuk warna coklat
5.      UjiYodium
2 ml air tebu/sagu masukkan ke dalam tabung reaksi
Tambahkan 5 tetes larutan iodium
Dikocok
Diamati
# uji positif bila terbentuk warna biru (pada pati tumuhan)

IV.        Hasil dan Pembahasan
IV.1.  Hasil
Tabel pengamatan kualitatif karbohidrat
Bahan yang diujikan
Uji Molish
Uji Moore
Uji Benedict
Uji Salliwanoff
Uji Iodium
Air tebu
+
+
+
+
-
Sagu
+
+
-
+
+

IV.2.  Pembahasan
A.    Analisa Kualitatif pada air tebu
Berdasarkan percobaan, diketahui bahwa pada uji molisch, pereaksi dibuat dari α-naftol dengan etanol. Ketika pereaksi (orange) ditambahkan air tebu (kuning kecoklatan) dan H2SO4 (tak berwarna), maka terbentuk cincin berwarna ungu. Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa sampel positif mengandung karbohidrat. Uji ini positif.
Karbohidrat + H2SO4 pekat → HM-furfural → + α-naftol → cincin ungu
             Pada uji Moore, pereaksi Moore (berwarna coklat) berupa larutan NaOh 10%. Hal ini merupakan akibat proses karamelisasi. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu dan dididihkan akan terbentuk warna coklat dan mengental seperti karamel. Di dasar tabung membentuk endapan. Endapannya berwarna coklat. Uji ini positif, terbukti bahwa dalam air tebu terjadi proses karamelisasi yang merupakan salah satu sifat karbohidrat.
Pada uji benedict, pereaksi Benedict (berwarna biru) berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu (kuning kecoklatan), terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan air tebu. Sedangkan lapisan bawah adalah pereaksi benedict. Larutan dikocok dan membentuk larutan berwarna biru kehijauan. Selanjutnya dipanaskan dan terbentuk endapan merah bata.  Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau merah bata. Uji ini seharusnya negatif, namun pada percobaan dengan uji ini positif. Hal ini karena kesalahan dari praktikan yang kurang bersih dalam membersihkan tabung reaksi setelah digunakan untuk uji yang lainnya.
Uji Seliwanoff dilakukan dengan mereaksikan pereaksi Seliwanoff (tak berwarna) dengan air tebu, membentuk larutan yang agak keruh. Selanjutnya dipanaskan dengan spiritus yang mendidih sehingga terbentuk larutan berwarna merah. Sehingga uji ini negatif karena warna yang seharusnya terbentuk adalah warna coklat. Dari percobaan, diketahui bahwa ketosa didehidrasi menjadi furfural. Furfural tersebut akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Dari uji seliwanoff dapat disimpulkan bahwa sampel termasuk ketosa karena pada uji seliwanoff, ketosa akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah, sedangkan untuk aldosa tidak.
KH (ketosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol → warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol → negatif
Untuk uji Iodium, air tebu dimasukkan ke dalam tabung. Dari percobaan, tidak dihasilkan endapan ungu biru yang berarti bahwa sampel tidak mengandung pati. Pada percobaan dengan uji ini menunjukkan negatif, karena kesalahan dari prakikan dalam melihat perubahan warna yang terjadi.

B.     Analisa Kualitatif pada sagu
Pada uji molisch, sagu positif merupakan karbohidrat karena terbentuknya cincin berwarna ungu didinding tabung.
Pada uji moore, sagu positif terdapat salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi dengan terbentuknya warna coklat di dasar tabung.
Pada uji benedict, negatif termasuk gula pereduksi karena tidak memperlihatkan sifat gula pereduksi dengan warna berubah merah bata setelah mendidih.
Pada uji salliwanoff, sagu negatif, karena sagu mengandung gugus aldehid. Jika positif berwarna coklat.
Pada uji iodium, sagu positif mengandung pati, yaitu pati tumbuhan berwarna merah.









V.           Kesimpulan
Dari analisis kualitatif karbohidrat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak cara untuk mengidentifikasi karbohidrat yang dapat dilakukan selain dengan sifat fisik juga melalui sifat kimianya. Pereaksi-peraksi yang digunakan pada identifikasi karbohidrat antara lain: pereaksi Molisch, Moore, Benedict, Seliwanoff, Iodium dan lain-lain. Beberapa karbohidrat memiliki gugus fungsi yang berbeda sehingga hal ini sangat berguna pada identifikasi karbohidrat yang berbeda.
Berdasarkan data percobaan dapat disimpulkan bahwa air tebu mengandung karbohidrat, mempunyai salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi, namun tidak termasuk gula pereduksi, memiliki gugus keton (ketosa) dan tidak mengandung pati.
Berdasarkan data percobaan dapat disimpilkan bahwa sagu merupakan karbohidrat, mengandung salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi, namun tidak termasuk gula pereduksi, memiliki gugus aldehid dan mengndung pati, yaitu pati tumbuhan.

IV.   Daftar Pustaka
Anggordi, R. 1973. Ilmu Makanan Ternak Umum. Institut Pertanian Bogor Press.
Dahlqvist, A. 1987. Karbohidrat. Dalam:Pengetahuan Gizi Mutakhir:Energi dan Zat-zat Gizi. RobertE. Olson (Ed). PT. Gramedia, Jakarta.Fennema, O.R. 1996. Food Chemistry. 2nd.
Fessenden, Ralph J and Fessenden, Jean S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
Sudarmaji, Slamet. 2003. Analisis Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta




LAMPIRAN GAMBAR




       Gambar 1.                                                                        Gambar 2.
Uji Molisch air tebu                                             Uji Molisch sagu




     Gambar 3.                                                            Gambar 4.
Uji Moore air tebu                                                 Uji Moore sagu




        Gambar 5.                                                         Gambar 6.
Uji Benedict air tebu                                           Uji Benedict sagu




       Gambar 7.                                                                    Gambar 8.
Uji Salliwanoff air tebu                                  Uji Salliwanoff sagu






      Gambar 9.                                                     Gambar 10.
Uji iodium air tebu                                          Uji iodium sagu




   Gambar 11.                                                  Gambar 12.
Standar iodium                                             Standar benedict

1 komentar:

  1. What's it like to play blackjack online casino? - Ambien Hoppie
    Learn how to play blackjack online at American Roulette and win real money. Read our review for 온라인 카지노 먹튀 more information.

    BalasHapus