LAPORAN
PRATIKUM KIMIA
ANALISA
KUALITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU DAN SAGU
Disusun Oleh :
KELOMPOK
6
Aisyah Legita (11.310.002)
Krendy Triguna Prakoso
(11.330.009)
Latifah Zahroh (11.330.010)
Rihcard Aliyus Putra
(11.330.022)
Sylvia Putri Amanda (11.330.027)
POLTEKKES KEMENKES
TANJUNG KARANG
JURUSAN GIZI KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2011 / 2012
ANALISA
KUALITATIF KARBOHIDRAT DALAM AIR TEBU DAN SAGU
Hari,
tanggal : Selasa, 27 Maret 2012
Waktu : pukul 13.00 s/d selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik
Kesehatan Lingkungan
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia karena
merupakan
sumber energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung
karbohidrat adalah pada air tebu, sagu, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain
sebagainya.
Satu gram
karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat tidak dianggap esensial seperti asam amino dan asam
lemak esensial, tetapi makana nsehari-hari
harus mengandung sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Semua karbohidrat dapat dimetabolisme menjadi glukosa. Karbohidrat selain sebagai sumber energi
otak, karbohidrat juga diperlukan untuk menyediakan oksalo asetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA diperlukan
untuk memulai siklus TCA (Arne Dahlqvist dalam Olson et al., 1987).
Karbohidrat merupakan
senyawa polihidroksiketon atau polihidroksialdehid yang mengandung unsur karbon,
hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat sangatlah beragam sifatnya. Salah satu
perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat adalah tipe molekulnya.
Berbagai senyawa yang termasuk karbohidrat mempunyai berat molekul yang berbeda
yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga 50.000
bahkan lebih. Berbagai senyawa tersebut digolongkan menjadi tiga golongan
yaitu golongan monosakarida, disakarida dan polisakarida (Fessenden, dkk, 1982).
I.2. Tujuan
1. Memahami sifat-sifat
kimia karbohidrat
2. Mengidentifikasi jenis
karbohidrat dalam air tebu
3. Mengidentifikasi jenis
karbohidrat dalam sagu
4. Menguji air tebu dan sagu
dengan uji molish, moore, benedict, sallwanoff dan yodium
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat organik utama
yang terdapat dalam tumbuhan. Dan biasanya mewakili 50-75% dari jumlah
bahan kering dalam bahan makanan ternak. Sebagian besar dapat dalam biji, buah, dan akar.
Kelompok karbohidrat yang tersedia adalah
monosakarida (glukosa, fruktosa, manosa), disakarida dan oligosakarida(sukrosa,
laktosa, trehalosa, maltosa) (Anggordi, 1973).
Karbohidrat
digolongkan menjadi tiga golongan yaitu golongan
monosakarida, disakarida dan polisakarida.
- Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis dalam kondisi lunak menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang
paling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
Gliseraldehida disebut
aldotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan mempunyai gugus aldehida.
Dihidroksiaseton dinamakan ketotriosa karena terdiri atas tiga atom karbon dan
mempunyai gugus keton. Monosakarida yang terdiri atas empat atom karbon disebut
tetrosa dengan rumus C4H8O4. Eritrosa adalah
contoh aldotetrosa dan eritrulosa adalah suatu ketotetrosa. Pentosa adalah
monosakarida yang mempunyai lima atom karbon. Contoh pentosa adalah ribosa dan
ribulosa. Dari rumusnya kita dapat mengetahui bahwa suatu ketopentosa. Pentosa
dan heksosa (C6H12O6) merupakan monosakarida
yang penting dalam kehidupan.
·
Oligosakarida
Senyawa yang termasukoligosakarida mempunyai molekul yang terdiri
atas beberapa molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan
satu dengan yang lain, membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang
lain adalah trisakarida yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan
tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida
yang paling banyak terdapat di alam adalah disakarida (McGilvery&Goldstein,
1996).
- Polisakarida
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan
lebih kompleks daripada mono dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang menagdung senyawa
lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna
putih dan tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki
sifat mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari beberapa ribu
hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan
membentuk larutan koloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah
amilim, glikogen, dekstrin dan selulosa.
(Hart, Harold. 1983)
Analisis Kualitatif
Karbohidrat dengan zat
tertentu akn menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis
kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih spesifik dpt membedakan golongan
karbohidrat. Banyak cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi
karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Uji Molisch
Pereaksi Molish harus selalu dibuat segar.
Pereaksi ini dibuat dari α-naftol dengan etanol. Karbohidrat oleh asam sulfat
pekat akan terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida
mengalami dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil
furfural. Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa
kompleks yang berwarna ungu. Apabila pemberian asam sulfat pada larutan
karbohidrat yang telah diberi α-naftol melalui dinding gelas dengan hati-hati
maka warna ungu yang terbentuk berupa cincin pada batas antara larutan
karbohidrat dengan asam sulfat.
Air tebu bila diuji dengan uji ini
positif berwarna ungu dengan membentuk cincin di sekeliling dinding tabung
reaksi. Sedangkan sagu bila diujikan dengan uji ini positif juga, terbentuk
cinci berwarna ungu disekeliling dindig tabung reaksi. Namu, uji ini sulit
dilakukan karena jika tabung reaksi ang digunakan tidak tercuci bersih dan
tabung reaksi dikocok, maka tidak akan terbentuk warna ungu berbentuk cincin di
dindingnya. Oleh karena itu, perhatikan kebersihan tabung reaksi.
KH (pentose) + H2SO4 pekat → furfural → + α-naftol →
warna ungu
KH (heksosa) + H2SO4 pekat → HM-furfural → + α-naftol
→ warna ungu
Kedua macam reaksi diatas berlaku umum, baik untuk aldosa (-CHO) maupun
karbohidrat kelompok ketosa (C=O).
2.
Uji Moore
Merupakan salah
satu sifat dari karbohidrat. Pada dasarnya prinsip dari uji ini adalah melihat
suatu karbohidrat ada tidaknya gugus aldehid tau keton bebas dengan pereaksi
basa kuat seperti, NaOH. Karbohidrat akan pecah menjadi fragmen-fragmen yang
terdiri dari atom C2-3-4 yang reaktif saat pemanasan sehingga terbentuk warna
coklat karena terjadi proses karamelisasi.
Air tebu yang
diujikan dengan uji ini positif terbentuk warna coklat dan terjadi
karamelisasi. Pada sugu pun demikian terjadi warna coklat dengan karamelisasi.
3. Uji Benedict
Pereaksi ini berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa dapat
mereduksi ion Cu 2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu + yang
kemudian mengendap sebagai CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat
membuat pereduksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning, atau merah bata.
Air tebu dan sagu
bila diujikan dengan uji ini seharusnya negatif, karena keduanya bukan
merupakan gula pereduksi sehingga tidak akan memperlihatkan sifat pereduksi.
Reaksi:
R-COH + CuO → Cu2O (s) + R-COOH
Atau
KH + camp CuSO4, Na-Sitrat, Na2CO3 → Cu2O
(endapan merah bata)
4. Uji Seliwanoff
Peristiwa dehidrasi monosakarida ketosa
menjadi furfural lebih cepat dibandingkan dehidrasi monosakarida aldosa. Hal
ini dikarenakan aldosa sebelum mengalami dehidrasi lebih dahulu akan
mengalami transformasi ketosa. Dengan demikian aldosa akan bereaksi negatif
pada uji silwanoff. Pada pengujian ini furfural yang terbentuk dari dehidrasi
tersebut dapat bereaksi denga resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna
merah.
Air tebu bila
diujikan dengan uji ini positif, karena adanya gugus keton pada air tebu.
Sedangkan sagu dengan uji ini negatif karena pada sagu adanya gugus aldehid.
Sehingga sagu negatif.
KH (ketosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol → warna
merah.
KH (aldosa) + H2SO4 → furfural → + resorsinol →
negatif
5. Uji Iodium
Karbohidrat dengan golongan polisakarida
akan memberikan reaksi dengan larutan iodium dan memberikan warna yang spesifik
bergantung pada jenis karbohidratnya. Analisa dengan iodin akn berwarna biru,
amilofektin dengan iodin akan
berwarna merah violet, glikogen dengan iodin akan berwarna merah cokelat,
begitu juga dengan dekstrin. Uji ini menguji dan
membedakan pati.
Air tebu bila
diujikan dengan uji ini negatif, karena dalam air tebu tidak terdapat pati.
Sedangkan pada sagu positif, karena sagu terdapat pati.
KH (poilisakarida) + Iod (I2) → warna
spesifik (biru kehitaman)
(Slamet.2003)
III.
METOGELOGI
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
pengujian penetapan kadar air dengan metode oven atau
pemanasan langsung ini dilakukan pada tanggal Selasa 26 Maret 2012 pada pukul
13.00 WIB s/d selesai.
Tempat
praktikum di Laboratorium Kimia Analitik Kesehatan Lingkungan.
III.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam uji kualitatif karbohidrat adalah
·
air tebu
·
sagu yang telah dilarutkan dengan
aquades
·
Pereaksi Molisch (Larutan NaOH)
·
Pereaksi Moorre
·
Pereaksi Benedict
·
Pereaksi Seliwanoff
·
Larutan I2
·
Larutan H2SO4 pekat
·
Aquades
Alat- alat yang adalah
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Penjepit tabung reaksi
·
Spirtus
·
Pipet ukur
·
Batang pengaduk
III.3. Prosedur Kerja
1.
Uji Molish
Diamati
# uji positif bila terbentuk
cincin berwarna ungu
2. Uji Moore
Diamati
# uji positif bila terbentuk
warna coklat karena proses karamelisasi
3.
Uji Benedict
Diamati perubahan warnanya
# uji positif bila terbentuk
warna merah bata
4. Uji Seliwanoff
Diamati
# uji positif bila terbentuk
warna coklat
5. UjiYodium
Diamati
# uji positif bila terbentuk
warna biru (pada pati tumuhan)
IV.
Hasil dan Pembahasan
IV.1. Hasil
Tabel pengamatan kualitatif karbohidrat
Bahan
yang diujikan
|
Uji
Molish
|
Uji
Moore
|
Uji
Benedict
|
Uji
Salliwanoff
|
Uji
Iodium
|
Air
tebu
|
+
|
+
|
+
|
+
|
-
|
Sagu
|
+
|
+
|
-
|
+
|
+
|
IV.2. Pembahasan
A. Analisa Kualitatif pada air tebu
Berdasarkan percobaan, diketahui bahwa
pada uji molisch, pereaksi dibuat
dari α-naftol dengan etanol. Ketika pereaksi (orange) ditambahkan air tebu
(kuning kecoklatan) dan H2SO4 (tak berwarna), maka
terbentuk cincin berwarna ungu. Karbohidrat oleh asam sulfat pekat akan
terhidrolisis menjadi monosakarida dan selanjutnya monosakarida mengalami
dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi furfural atau hidroksi metil furfural.
Furfural dengan α-naftol akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks yang
berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa sampel positif mengandung karbohidrat. Uji ini positif.
Karbohidrat + H2SO4 pekat → HM-furfural → + α-naftol
→ cincin ungu
Pada uji Moore, pereaksi Moore
(berwarna coklat) berupa larutan NaOh 10%. Hal ini merupakan akibat proses
karamelisasi. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu dan dididihkan akan
terbentuk warna coklat dan mengental seperti karamel. Di dasar tabung membentuk
endapan. Endapannya berwarna coklat. Uji ini positif, terbukti bahwa dalam air
tebu terjadi proses karamelisasi yang merupakan salah satu sifat karbohidrat.
Pada uji benedict, pereaksi Benedict (berwarna biru) berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium
karbonat, dan natrium sitrat. Ketika pereaksi ditambahkan air tebu
(kuning kecoklatan), terbentuk dua lapisan. Lapisan atas merupakan air tebu.
Sedangkan lapisan bawah adalah pereaksi benedict. Larutan dikocok dan membentuk
larutan berwarna biru kehijauan. Selanjutnya dipanaskan dan terbentuk endapan
merah bata. Glukosa dapat mereduksi ion Cu 2+
dari kuprisulfat menjadi ion Cu + yang kemudian mengendap sebagai
CuO. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereduksi Benedict
bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau
merah bata. Uji ini seharusnya
negatif, namun pada percobaan dengan uji ini positif. Hal ini karena kesalahan
dari praktikan yang kurang bersih dalam membersihkan tabung reaksi setelah
digunakan untuk uji yang lainnya.
Uji Seliwanoff dilakukan dengan mereaksikan pereaksi
Seliwanoff (tak berwarna) dengan air tebu, membentuk larutan yang agak keruh.
Selanjutnya dipanaskan dengan spiritus yang
mendidih sehingga terbentuk larutan berwarna merah. Sehingga uji ini negatif karena warna yang seharusnya terbentuk adalah
warna coklat. Dari percobaan, diketahui bahwa
ketosa didehidrasi menjadi furfural. Furfural tersebut akan bereaksi dengan
resorsinol membentuk senyawa kompleks berwarna merah. Dari uji seliwanoff dapat
disimpulkan bahwa sampel termasuk ketosa karena pada uji seliwanoff, ketosa
akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna merah, sedangkan untuk aldosa
tidak.
KH (ketosa) + H2SO4 → furfural →
+ resorsinol → warna merah.
KH (aldosa) + H2SO4 → furfural →
+ resorsinol → negatif
Untuk uji Iodium, air tebu dimasukkan ke dalam tabung. Dari percobaan,
tidak dihasilkan endapan ungu biru yang berarti bahwa sampel tidak mengandung
pati. Pada percobaan dengan uji ini menunjukkan negatif,
karena kesalahan dari prakikan dalam melihat perubahan warna yang terjadi.
B. Analisa Kualitatif pada sagu
Pada uji
molisch, sagu positif merupakan karbohidrat karena terbentuknya cincin berwarna
ungu didinding tabung.
Pada uji moore,
sagu positif terdapat salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi dengan
terbentuknya warna coklat di dasar tabung.
Pada uji
benedict, negatif termasuk gula pereduksi karena tidak memperlihatkan sifat
gula pereduksi dengan warna berubah merah bata setelah mendidih.
Pada uji salliwanoff,
sagu negatif, karena sagu mengandung gugus aldehid. Jika positif berwarna
coklat.
Pada uji
iodium, sagu positif mengandung pati, yaitu pati tumbuhan berwarna merah.
V.
Kesimpulan
Dari
analisis kualitatif karbohidrat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
cara untuk mengidentifikasi karbohidrat yang dapat dilakukan selain dengan
sifat fisik juga melalui sifat kimianya. Pereaksi-peraksi yang digunakan pada
identifikasi karbohidrat antara lain: pereaksi Molisch, Moore, Benedict, Seliwanoff, Iodium dan
lain-lain. Beberapa karbohidrat memiliki gugus fungsi yang berbeda sehingga hal
ini sangat berguna pada identifikasi karbohidrat yang berbeda.
Berdasarkan
data percobaan dapat disimpulkan bahwa air tebu
mengandung karbohidrat, mempunyai salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi,
namun tidak termasuk gula pereduksi, memiliki gugus keton (ketosa) dan tidak
mengandung pati.
Berdasarkan data percobaan dapat disimpilkan bahwa sagu merupakan
karbohidrat, mengandung salah satu sifat karbohidrat, yaitu karamelisasi, namun
tidak termasuk gula pereduksi, memiliki gugus aldehid dan mengndung pati, yaitu
pati tumbuhan.
IV. Daftar Pustaka
Anggordi, R. 1973. Ilmu Makanan
Ternak Umum. Institut Pertanian Bogor Press.
Dahlqvist, A.
1987. Karbohidrat. Dalam:Pengetahuan Gizi Mutakhir:Energi dan Zat-zat Gizi. RobertE.
Olson (Ed). PT. Gramedia, Jakarta.Fennema,
O.R. 1996. Food Chemistry. 2nd.
Fessenden, Ralph J and Fessenden, Jean S. 1982. Kimia Organik
Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik. Jakarta:
Erlangga
Sudarmaji, Slamet. 2003. Analisis Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
LAMPIRAN
GAMBAR
Gambar 1. Gambar
2.
Uji Molisch air tebu Uji Molisch sagu
Gambar 3. Gambar 4.
Uji Moore air tebu Uji Moore sagu
Gambar 5. Gambar 6.
Uji Benedict air tebu Uji Benedict sagu
Gambar 7. Gambar 8.
Uji Salliwanoff air tebu Uji
Salliwanoff sagu
Gambar 9. Gambar 10.
Uji iodium air tebu Uji
iodium sagu
Gambar 11. Gambar 12.
Standar iodium Standar benedict
What's it like to play blackjack online casino? - Ambien Hoppie
BalasHapusLearn how to play blackjack online at American Roulette and win real money. Read our review for 온라인 카지노 먹튀 more information.